Blogger Widgets

Minggu, 29 November 2015

makalah tentang kecelakaan kerja di bidang radiologi


saya suka sekolah di smk 1cariu
hambali

KATA PENGANTAR

Puji syukur berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT makalah ini telah selesai di buat. Makalah ini saya buat merupakan upaya pemenuhan tugas perkuliahan dengan mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) oleh Bapak Toto Trikasjono,ST,M.Kes di kampus STTN-BATAN Yogyakarta. Makalah ini diperuntukkan untuk semua kalangan masyarakat pada umumnya, mahasiswa teknik dan para pekerja perusahaan di bidang industri radiografi pada khususnya karena makalah ini membahas tentang Kecelakaan Akibat Kerja dan Pencegahannya di Perusahaan Industri Radiografi yang dimana didalamnya telah dijelaskan secara mendetail seputar K3 di perusahaan industri radiografi beserta cara pencegahan kecelakaan akibat kerja pada industri tersebut. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat, agar mereka lebih peduli akan keselamatan dalam bekerja. saya selalu berdoa agar orang yang mau membaca dan mengamalkan isi dari makalah ini  bisa menguasai materi-materi didalamnya dan melaksanakan peraturan yang diatur dalam tempat kerja guna menjaga kesehatan dan keselamatan para pekerja.

“berbuat kecil untuk orang banyak itu lebih

berarti, daripada berbuat besar untuk diri  sendiri

“ Yogyakarta, September 2014 Penulis

 



DAFTAR ISI Kata Pengantar...............................................................................2

 Daftar isi..........................................................................................3

 Bab I :

 Pendahuluan

A. Latar belakang...............................................................5

 B.Rumusan masalah...........................................................6 C.Tujuan.............................................................................6

Bab II :

Tinjauan Pustaka

A.Pengertian kecelakaan kerja akibat kerja................7

B.Pengertian industri radiografi....................................8







Bab III :

 Isi

 A.Sejarah ilmu radiologi.................................................10

 B.Perkembangan radiologi di bidang industri.............11

C.Sumber sinar X......................................................12

D.Sumber sinar gamma............................................13

E.Sumber radiasi neutron........................................14

F.Prosedur kerja aplikasi industri radiografi..............14

G.Penerapan aplikasi NDT.......................................15

H.Metode NDT...........................................................16

I.Penyebab terjadinya kecelakaan kerja......................16 E.

J.Kasus-kasus kecelakaan kerja....................................18 F.



Penanggulangan hazard control.................................21




Eliminasi.................................................................21




Substitusi................................................................21




Rekayasa teknis.....................................................21




Rekayasa administrasi..........................................21




Alat pelindung diri................................................22

 

4

G.



Cara pencegahan kecelakaan....................................24




Kasus.....................................................................24




Dosimetri...............................................................25




Penyebab...............................................................25




Akibat....................................................................25




Pencegahan...........................................................26 H.



Manajemen K3 dan pencegahan kecelakaan...........26




Planning.................................................................26




Organizing.............................................................27




Actuating...............................................................28




Controlling............................................................28 Bab

 IV : Penutup A.



Kesimpulan..................................................................29 B.



Saran.............................................................................29 Daftar Pustaka...............................................................................30

 

5

BAB I

PENDAHULUAN A.



LATAR BELAKANG

Di era globalisasi yang berkembang pesat dewasa ini, bidang industri merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi suatu negara. Kemajuan suatu negara sangat bergantung pada perkembangan industrinya, baik industri dalam skala besar (nasional) maupun industri dalam skala kecil (regional). Salah satu industri yang sedang gencar-gencarnya di kembangkan sekarang adalah industri radiografi. Penerapan industri radiografi sangat penting bagi suatu perusahaan industri lainnya, sebab dengan adanya industri radiografi ini segala kerusakan sistem yang terjadi dapat dengan mudah di deteksi. Hal ini tentunya akan memberikan efisiensi waktu dan biaya dalam suatu perbaikan sistem yang rusak  pada perusahaan industri yang bersangkutan. Industri radiografi merupakan industri yang menggunakan aplikasi teknologi nuklir. Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang industri radiografi sebenarnya hampir mirip dengan pemakaian pesawat sinar-X pada bidang kedokteran, yaitu untuk melihat keadaan dalam tubuh manusia dengan cara di foto dengan sinar

 – 

 X . Sedangkan dalam teknik radiografi yang di foto adalah benda atau obyek yang akan dilihat keadaan bagian dalamnya. Pada akhirnya industri radiografi ini lebih sering di kenal dengan uji tak merusak (non destructive testing). Prinsip dasar dalam uji tak merusak ini adalah bahwa radiasi akan menembus benda yang diperiksa, namun karena adanya cacat dalam bahan maka banyaknya radiasi yang diserap oleh bagian-bagian pada bahan tidak sama. Dengan memanfaatkan sifat interaksi antara radiasi foton dengan bahan seperti ini, maka radiasi dapat dimanfaatkan untuk memeriksa cacat yang ada di dalam bahan. Rongga maupun retak sekecil apapun dapat dideteksi dengan teknik radiografi ini. Di dalam sebuah perusahaan industri tentunya tak lepas dari sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang di terapkan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan. Tak terkecuali pada perusahaan industri radiografi yang telah

 

6

kita ketahui aplikasi teknologi nuklir sangat memerlukan pengawasan dan  pengelolaan yang memadai agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sejumlah kecelakaan radiasi telah terjadi di berbagai belahan dunia ini sehubungan dengan pemanfaatan teknologi nuklir dalam industri radiografi.Terlebih lagi kecelakaan radiasi dalam penggunaan kamera radiografi industri portabel yang digunakan di lapangan. Kecelakaan radiasi tersebut tidak hanya menimpa para  pekerja tetapi juga pernah suatu kejadian yang membawa maut bagi seorang petani di Yango, Peru tahun 1999. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi para  pekerja perusahaan industri radiografi. Oleh karena itu, perlu di cari sumber  penyebab kecelakaan akibat kerja sehingga kita dapat mempelajari cara  pencegahannya agar kejadian dan resiko kecelakaan tersebut dapat di tekan seminimal mungkin.

B.



RUMUSAN MASALAH

1.



Bagaimana prinsip kerja dari aplikasi industri radiografi ? 2.



Apa faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada perusahaan industri radiografi ? 3.



Bagaimana cara pencegahan terjadinya kecelakaan akibat kerja pada  perusahaan industri radiografi ?

C.



TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1.



Memberikan wawasan dan pengetahuan terhadap penulis seputar industri radiografi yang berbasis iptek nuklir. 2.



Memberikan kesadaran terhadap penulis akan pentingnya peran K3 dalam  penggunaan alat-alat yang berbasis teknologi nuklir, khususnya pada industri radiografi. 3.



Mengetahui cara pencegahan kecelakaan akibat kerja pada perusahaan industri radiografi sehingga dapat meminimalisir kerugian yang ada.

 

7

BAB II

ISI TINJAUAN PUSTAKA A.



Pengertian Kecelakaan Akibat Kerja

Kecelakaan akibat kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga, tidak dikehendaki dan dapat menyebabkan kerugian baik jiwa maupun harta benda (Rachman, 1990).

Menurut Suma’mur (1989), kecelakaan akibat kerja adalah

kecelakaan yang berhubungan dengan kerja pada perusahaan, artinya bahwa kecelakaan kerja terjadi disebabkan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Timbulnya kecelakaan kerja dipengaruhi oleh  berbagai faktor, dimana faktor yang satu mempengaruhi faktor yang lainnya. Berdasarkan pendekatan epidemiologi ( US. Office of Technology Assesment Washington DC, 1975), faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan akibat kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut. -Host, yaitu pekerja yang melakukan pekerjaan. -Agent, yaitu pekerjaan. -Environment, yaitu lingkungan kerja. Dari ILCI, dengan memodifikasi teori dari Heinrich yang terkenal dengan nama teori domino yaitu tentang terjadinya kecelakaan kerja sebagai berikut: 1.



Kurangnya terhadap pengendalian oleh manajemen (Lack of Control Management) meliputi :




Perencanaan




Pengorganisasian




Kepemim[pinan




Pengendalian 2. Penyebab-penyebab dasar murni ( Basic Couse (s) Origin (s) ):

 

8




Faktor personal




Faktor Pekerja 3. Penyebab yang merupakan gejala-gejala ( Immediate: Cause (s) Simptoms )




Unsafe Act adalah pelanggaran terhadap prosedur yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.




Unsafe Condition atau keadaan yang secara langsung dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. 4. Keterkaitan terjadinya kecelakaan ( Incident Contact ). 5. Kehilangan orang atau harta ( People Proverty Loss ).



Pengertian Industri Radiografi

Pemeriksaan tak merusak dalam menentukan kualitas suatu sistem dapat dilakukan baik dengan metode teknik nuklir maupun non-nuklir. Radiasi  berdaya tembus tinggi dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan bahan tanpa merusak bahan yang diperiksa (

non destructive testing 

). Teknik  pemeriksaan dengan radiasi ini disebut juga radiografi industri. Uji tak merusak ini biasanya memanfaatkan radiasi jenis foton berdaya tembus tinggi,  baik berupa sinar gamma yang dipancarkan oleh radioisotop maupun sinar-X dari suatu pesawat. Sifat dari radiasi itu sendiri adalah sebagian diserap dan sebagian diteruskan oleh bahan yang diperiksa. Oleh sebab itu, radiasi akan mengalami pelemahan di dalam bahan. Tingkat pelemahannya bergantung  pada tebal bagian bahan yang menyerap radiasi. Prinsip dasar dalam uji tak merusak ini adalah bahwa radiasi akan menembus  benda yang diperiksa, namun karena adanya cacat dalam bahan maka  banyaknya radiasi yang diserap oleh bagian-bagian pada bahan tidak sama. Dengan memanfaatkan sifat interaksi antara radiasi foton dengan bahan seperti ini, maka radiasi dapat dimanfaatkan untuk memeriksa cacat yang ada di dalam

 

9

 bahan. Rongga maupun retak sekecil apapun dapat dideteksi dengan teknik radiografi ini. Apabila radiasi yang diteruskan dan keluar dari bahan ditangkap oleh film fotografi yang dipasang di belakang bahan tersebut, maka perbedaan intensitas radiasi akan menimbulkan kehitaman yang berbeda pada film, sehingga cacat dalam bahan yang diperiksa akan tergambar pada film. Dengan teknik ini dapat diketahui mutu sambungan las, kualitas logam cor dan juga keadaan dalam diri suatu sistem. Untuk mendapatkan ketelitian pemeriksaan yang lebih tinggi, maka teknik radiografi dapat dikombinasikan dengan teknik pemeriksaan lainnya. Karena tiap cacat pada benda menimbulkan gambar yang berlainan, maka untuk membaca gambar pada film diperlukan pengalaman dan keahlian tersendiri, sehingga kemungkinan terjadinya salah interpretasi dapat dihindari atau dikurangi.

 

10

BAB III

HASIL PEMBAHASAN

 A.Sejarah Ilmu Radiologi

Perkembangan ilmu radiologi dimulai sejak ditemukannya sinar-x oleh Prof William Conrad Rontgen pada bulan November tahun 1895 dengan demikian disiplin ilmu radiologi merupakan ilmu yang relatif masih muda dibandingan dengan ilmu-ilmu lainnya khususnya ilmu kedokteran. Sedangkan di Indonesia radiologi baru berkembang pada tahun 1950, dengan dibukanya bagian radiologi di rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo yang  pada waktu masih bernama CBZ dan di pimpin oleh Prof. Dr. Vanderplats dan Prof. Knoch radiology dari Belanda, Bersama-sama dengan beberapa dokter dari Indonesia diantaranya Prof Yohannes, Prof Siwabessy, Prof H.B.Syahrial Rasyad, dan Prof. Dr. H. Gani Ilyas yang semuanya sudah almarhum. Sedangkan tenaga operator pada saat itu direkrut dari tenaga-tenaga perawat senior yang di latih untuk mengoperasikan pesawat dan atau sumber radiasi lainnya. Didalam perkembangannya ternyata bahwa ilmu radiology dan teknologi radiologi berkembang sangat pesat sehingga perlu untuk mendidik tenaga radiografer secara formal. Perkembangan ilmu dan teknologi terus berkembang termasuk juga  penelitian-penelitian dalam bidang radiology yang dilaksanakan oleh International Atomatic Energy Assosiation (IAEA) tentang akibat negative yang di timbulkan oleh radiasi pengion, maka muncullah rekomendasi-rekomendasi. Salah satu diantaranya adalah pekerja radiasi harus berumur sekurang- kurangnya 18 tahun. Tahun 1964 terbit pula U.U No 60 Tentang  pokok

 – 

 pokok Tenaga Atom yang juga mengatur tentang pemakaian radiasi sinar

 – 

x baik yang di gunakan untuk industri maupun untuk kepentingan  pelayanan kesehatan.

 

11

B.



Perkembangan Radiologi di bidang Industri

Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang industri merupakan salah satu  bentuk pemanfaatan radiasi yang ada pada zat radioaktif atau radioisotop. Radioisotop dapat diperoleh dari reaktor nuklir yang khusus memproduksi radioisotop ataupun reaktor riset, seperti terdapat di reaktor nuklir Bandung dan reaktor nuklir Serba Guna Serpong walaupun Reaktor Kartini Yogya tidak diberi fasilitas untuk memproduksi radioisotop. Radioisotop yang menguntungkan tersebut radiasinya mempunyai kemampuan untuk menembus bahan, pendeteksiannya yang sangat peka, dan radioisotop bersifat selektif, banyak digunakan dalam bidang industri. Pemanfaatan radiasi nuklir dalam bidang industri antara lain dalam : 1.



Teknik radiografi 2.



Teknik gauging 3.



Teknik perunut atau teknik tracing 4.



Teknik analisis aktivasi neutron Di dalam makalah ini hanya dibahas pemanfaatan radiasi nuklir dengan teknik radiografi yang digunakan pada perusahaan industri radiografi. Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang industri radiografi sebenarnya hampir mirip dengan pemakaian pesawat sinar-X pada bidang kedokteran, yaitu untuk melihat keadaan dalam tubuh manusia dengan cara di foto dengan sinar

 – 

 X . Sedangkan dalam teknik radiografi yang di foto adalah benda atau obyek yang akan dilihat keadaan bagian dalamnya. Sumber radiasi dalam teknik radiografi pada umumnya adalah : 1.



Sumber radiasi sinar-X 2.



Sumber radiasi sinar gamma 3.



Sumber radiasi neutron

 

12

Ketiga sumber radiasi tersebut digunakan dalam teknik radiografi karena mempunyai daya tembus yang sangat tinggi dan memiliki sifat-sifat khusus yang diperlukan dalam teknik radiografi. Sifat masing

 – 

 masing sumber radiasi tersebut adalah sebagai berikut

A. Sumber Sinar

 – 

 X

 Sinar

 – 

 X atau yang lebih dikenal sinar Rountgen adalah gelombang elektromagnet yang berasal dari kulit elektron. Sumber sinar X berasal dari mesin pembangkit sinar X yang energi dan intensitasnya dapat diatur sesuai keperluan. Mesin pembangkit sinar

 – 

 X ada 2 macam, yaitu : a. Tabung sinar

 – 

 X berkatoda dingin ( Gas )  b. Tabung sinar-X berkatoda panas ( Vakum ) Mengingat bahwa mesin pembangkit sinar

 – 

 X bisa diatur energi dan intensitasnya maka secara umum kualitas sinar

 – 

 X dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : 1.



Sinar

 – 

 X yang kuat 2.



Sinar

 – 

 X yang lemah Kualitas sinar

 – 

 X menentukan daya tembusnya. Semakin besar tegangan tabung sinar

 – 

 X, semakin besar daya tembusnya dan makin pendek panjang gelombangnya. Dalam teknik radiografi, batas kualitas sinar X yang perlu diketahui adalah : a. Sinar

 – 

 X takbermuatan dan tak bermassa  b. Sinar

 – 

 X termasuk gelombang elektromagnetik yang tak tampak c. Sinar

 – 

 X bergerak lurus, berkecepatan tinggi mendekati kece-patan cahaya. d. Sinar

 – 

 X tidak dapat dibelokkan oleh prisma maupun oleh len-sa, akan tetapi bisa disefraksi oleh kristal. e. Sinar

 – 

 X, walaupun tak bermuatan, tetapi dapat mengionisasi-kan medium yang dikenainnya, sehingga dapat merusak sel-sel manusia. f. Sinar

 – 

 X dapat menembus bahan.

 

13

g. Sinar

 – 

 X bersifat polikromatis dengan spektrum yang sinam-bung ( Continue ).

B. Sumber Radiasi Sinar

 – 



Gamma (ɤ )

 Dalam teknik radiografi, radiasi sinar gamma banyak digunakan karena daya tembusnya sangat kuat dan radioisotopnya relatif mudah dibuat dan umur  paronya relatif cukup panjang, sehingga bisa dipakai dalam waktu cukup lama. Beberapa sumber rad

iasi sinar gamma ( ɤ ) yang banyak digunakan

dalam teknik radiografi adalah sebagai berikut : Tabel : Sumber radioisotop yang banyak digunakan dalam radiografi  No Radioisotop

Gamma (ɤ)

 Energi; MeV Waktu paro Keterangan 1 Co 1,17 dan 1,33 5,24 tahun Aktivitas jenis tinggi 2 Cs 0,66 30 Tahun Aktivitas jenis agak rendah 3 Ir 

192

 0,1 ~ 0,6 75 Hari Aktivitas jenis agak tinggi 4 Tl 0,084 127 Hari Aktivitas jenis tinggi

C. Sumber Radiasi Neutron (

o

n

1

)

 Sumber radiasi neutron seringkali juga digunakan dalam teknik radiografi karena daya tembusnya kuat. Pemakaian sumber radiasi neutron perlu kehati-hatian karena neutron walaupun tidak bermuatan tetapi neutron punya massa yang berdampak pada obyek benda yang akan diperiksa dengan teknik radiografi. Sumber radiasi neutron ada tiga macam, yaitu : 1.



Reaktor Nuklir 2.



Akselerator 3.



Radioisotop yang dapat bereaksi menghasilkan neutron Sumber neutron yang berasal dari reaktor nuklir dan akselerator pada umumnya bersifat stasioner sehingga pekerjaan radiografi harus dilakukan di tempat. Sedangkan sumber neutron yang berasal dari radioisotop bisa bersifat mobil, sehingga dapat dibawa keluar sesuai keperluan radiografi.

https://html1-f.scribdassets.com/8hn33szxxc479em2/images/13-dc42c99b0f.jpg

 

14

C.



Prosedur Kerja Dari Aplikasi Industri Radiografi



Salah satu aplikasi dari radiologi adalah uji tak merusak atau lebih sering kita dengar dengan istilah NDT (Non Destructive Test). Pengujian tak merusak (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda/material untuk mengetahui adanya cacat, retak atau discontinuity lain tanpa merusak  benda yang kita uji. Karena NDT secara permanen mengubah material yang sedang diperiksa. Teknik yang dapat menghemat uang dan waktu dalam evaluasi produk, pemecahan masalah, dan penelitian. NDT umumnya memiliki metode termasuk ultrasonik, magnetik-partikel, penetran cair, radiografi, dan  pengujian eddy. Saat ini NDT adalah alat yang sering digunakan dalam rekayasa forensik, teknik mesin, teknik elektro, teknik sipil, teknik sistem, teknik aeronautika, obat-obatan, dan seni. Metode NDT dapat mengandalkan pada penggunaan radiasi elektromagnetik, suara, dan sifat bahan untuk memeriksa sampel. Ini mencakup  beberapa jenis mikroskop untuk memeriksa permukaan eksternal dalam detail, meskipun teknik persiapan sampel untuk metalografi, mikroskopi optik dan mikroskop elektron umumnya destruktif sebagai permukaan harus dibuat halus melalui polesan atau sampel. Bagian dalam sampel dapat diperiksa dengan

https://html1-f.scribdassets.com/8hn33szxxc479em2/images/14-41cc2dcdab.jpg

 

15

 penetrasi radiasi elektromagnetik, seperti X-ray, atau dengan gelombang suara dalam kasus pengujian ultrasonik. Kontras antara cacat dan sebagian besar sampel dapat ditingkatkan untuk pemeriksaan visual oleh mata telanjang dengan menggunakan cairan untuk menembus retakan kelelahan. Salah satu metode (pengujian penetran cair) melibatkan menggunakan pewarna, fluorescent atau non-fluorescing, dalam cairan untuk bahan-bahan non-magnetik, biasanya logam. Metode lain yang umum digunakan untuk bahan magnetik melibatkan menggunakan suspensi cair dari besi halus partikel diterapkan pada bagian ketika ia di dalam medan magnet.




Penerapan Aplikasi NDT

 NDT digunakan dalam berbagai kegiatan yang meliputi berbagai kegiatan industri Otomotif, Bagian mesin, Penerbangan, Turbin gas mesin, Peroketan, Konstruksi, Struktur, Jembatan, Cover Meter, Pemeliharaan, perbaikan dan operasi, Jembatan, Pabrik, Bagian mesin, Tuang dan tempa, Industri tanaman seperti Nuklir, Petrokimia, Power, Pulp dan Kertas, Fabrikasi toko, Tambang pengolahan dan Risiko mereka Berdasarkan program Inspeksi, Tekanan kapal, Tangki  penyimpanan, Las, Boiler, Penukar panas, Pemipaan, Bermacam-macam Pipa, Pipeline integritas manajemen, Leak Deteksi, Kereta Api, Inspeksi Rel, Pemeriksaan roda, Tubular NDT, untuk sistem pipa-pipa bahan, Korosi Dalam Isolasi (Cui), Kapal selam dan kapal perang Angkatan Laut lainnya, aplikasi bidang Medis.

 

16




Metode NDT

Metode yang digunakan pada NDT memiliki berbagai macam teknik, diantaranya Visual testing, Liquid Penetrant Testing, Magnetic Particle Testing, Ultrasonic Testing, Radiographic (X-Ray) Testing, Eddy Current Testing, Thermal Infrared Testing, Accoustic Emision Testing, Leak Testing, dan sebagainya.

D.



Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap karyawan pabrik. Penyebab dasar kecelakaan kerja :


Faktor Personil a. Kelemahan Pengetahuan dan Skill

https://html1-f.scribdassets.com/8hn33szxxc479em2/images/16-03afa72ed8.jpg

 

17

 b. Kurang Motivasi

 c. Problem Fisik


Faktor Pekerjaan

  1. Standar kerja tidak cukup Memadai
  2.  Pemeliharaan tidak memadai
  3.  Pemakaian alat tidak benar
  4.  Kontrol pembelian tidak ketat Penyebab Langsung kecelakaan kerja


Tindakan Tidak Aman

  1. Mengoperasikan alat bukan wewenangnya
  2.  Mengoperasikan alat dengan kecepatan tinggi
  3. Posisi kerja yang salah
  4. Perbaikan alat, pada saat alat beroperasi


Kondisi Tidak Aman

  1. Tidak cukup pengaman alat
  2.  b. Tidak cukup tanda peringatan bahaya
  3.  c. Kebisingan/debu/gas di atas NAB
  4. d. Housekeeping tidak baik Penyebab Kecelakaan Kerja (Heinrich Mathematical Ratio) dibagi atas 3 bagian Berdasarkan Prosentasenya:
  5.  a. Tindakan tidak aman oleh pekerja (88%)  
  6. b. Kondisi tidak aman dalam areal kerja (10%)
  7.  c. Diluar kemampuan manusia (2%)

 



18 E.



Kasus-kasus Kecelakaan Kerja di Industri Radiografi

Ada 2 (dua) negara maju, yaitu Kanada dan Amerika yang mengalami sejumlah kasus kecelakaan radiasi yang didokumentasikan secara baik sehingga dapat diketahui dan dipelajari setiap kejadian. Pemerintah Kanada memuat secara terang-benderang semua kecelakaan radiasi yang terkait dengan radiografi industri, yang dipublikasi melalui Badan Pengawas di negara tersebut, yaitu AECB dalam AECB

 Notices

 dan oleh

the Alberta Radiation Health Branch in Occupational  Health & Safety Radiation Health Bulletins

. Hal yang sama juga dilakukan oleh  pemerintah Amerika, setiap kecelakaan radiasi didokumentasi dan dipublikasi oleh Badan Pengawas di negara tersebut, yaitu

US. Nuclear Regulatory Comission

 dalam

Working Safely in Radiography

(NUREC/BR-0024) dan

Case Histories of  Radiography Events

 (NUREG/BR-0001, Vol.1).

Peristiwa Kecelakaan Radiasi di Kanada hingga Tahun 1989

 Ada 17 (tujuh belas) peristiwa hingga tahun 1989, sebagai berikut:

Note : QO dan PO sebagai inisial dari korban

1.



Penahan radiasi uranium susut kadar (

depleted uranium

) dipisahkan akibatnya

 source capsule assembly

 tersangkut di kamera radiografi;

 2.Sumber Ir-192 bocor akibatnya kamera radiografi dan QO terkontaminasi;



3.Source guide tube

 tidak tersambung dan sumber Ir-192 dioperasikan secara  pneumatik; 4.



Petugas pengamanan (

 security

) terpapar radiasi akibat memasuki daerah radiasi;

 5.Sumber yang tidak sesuai dimasukkan ke kamera radiografi menyebabkan  paparan radiasi tinggi;

 6.QO terpapar radiasi karena sumber tidak tersambung dengan baik;

 7.Tiga QO terpapar radiasi ketika sedang mengerjakan pergantian sumber;

8.Kapsul sumber bocor tetapi tidak mengakibatkan daerah kerja terkontaminasi;

 9.Kapsul sumber bocor akibatnya daerah kerja terkontaminasi;

10.Penahan radiasi

depleted uranium

 dipisahkan akibatnya paparan radiasi menjadi lebih besar;

 

19

11.



Jari tangan mengalami luka bakar (

burns

) akibat kecelakaan kamera radiografi; 12.



Kamera radiografi hilang selama pengangkutan; 13.



QO terpapar radiasi akibat gagal menjadikan sumber berada dalam posisi tersimpan; 14.



Kendaraan yang bermuatan kamera radiografi dicuri; 15.



PO memperoleh luka bakar pada jari tangan; 16.



QO memperoleh dosis berlebihan akibat sumber tidak tersambung dengan kabel pendorong sumber; dan 17.



Tangan QO terpapar radiasi tinggi akibat kesalahan penanggulangan ketika sumber macet.

Peristiwa Kecelakaan Radiasi di Amerika hingga Tahun 1989

 Ada 29 (dua puluh sembilan) peristiwa, sebagai berikut: 1.



QO dan PO terpapar radiasi akibat tidak tahu apakah sumber berada dalam  posisi tersimpan atau tidak; 2.



PO terpapar radiasi; 3.



Anggota masyarakat dan QO terpapar radiasi; 4.



QO terpapar radiasi selama perbaikan sebab sumber tidak tersambung; 5.



Tangan QO terpapar radiasi akibat surveymeter tidak akurat; 6.



QO terpapar radiasi ketika mengganti film sebab sumber belum dalam  posisi tersimpan secara penuh pada pekerjaan selanjutnya; 7.



QO terpapar radiasi akibat kapsul sumber tidak tersambung, dan OB tersebut tidak melakukan survey radiasi sesuai ketentuan; 8.



QO terpapar radiasi sebab kesalahan komunikasi dengan PO; 9.



QO terpapar radiasi sebab kegagalan mengembalikan sumber ke dalam kamera/ kontainer/projektor/wadahnya sesudah selesai pekerjaan radiografi; 10.



Peralatan kamera radiografi hilang sebab pengamanan yang tidak sesuai selama pengangkutan; 11.



QO terpapar radiasi karena dia tidak menarik secara penuh sumber ke dalam kamera, dan QO tersebut tidak melakukan suvey radiasi secara benar;

 

20

12.



QO terpapar radiasi karena PO tidak menarik secara penuh sumber ke dalam kamera, dan dia tidak melakukan survey radiasi secara benar; 13.



QO terpapar radiasi sebab OB tersebut tidak melakukan survey radiasi secara benar; 14.



PO terpapar radiasi ketika menurunkan peralatan kamera radiografi; 15.



QO terpapar radiasi ketika sumber tidak secara penuh ditarik kembali ke dalam kamera; 16.



Tiga orang QO dan satu orang PO terpapar radiasi ketika sumber menjadi tidak tersambung di dalam

 source guide tube;

 17.



QO terpapar radiasi karena sumber tidak dapat tersimpan secara penuh di dalam kamera; 18.



QO terpapar radiasi karena tanda alarm peralatan keselamatan rusak; 19.



QO terpapar radiasi karena sumber tidak dapat masuk secara penuh kedalam kamera; 20.



QO terpapar radiasi meskipun survey meter menunjukkan tingkat radiasi tinggi; 21.



QO dan PO terpapar radiasi ketika PO lain sedang melakukan pekerjaan radiografi kedua; 22.



QO terpapar radiasi karena tidak melaksanakan prosedur keadaan darurat; 23.



PO terpapar radiasi karena dia melalukan radiografi tanpa pengawasan operator; 24.



PO memperoleh dosis berlebihan; 25.



PO dan sekretaris perusahaan memperoleh dosis berlebihan; 26.



Kru pesawat dan penumpang terpapar radiasi akibat sumber tidak dalam  posisi tersimpan dengan baik pada saat kamera radiografi diangkut; 27.



QO terpapar radiasi karena tidak melakukan survey radiasi ketika memasuki tempat penyimpanan kamera radiografi; 28.



QO terpapar radiasi karena

 source guide tube

 tidak tersambung dengan  baik; dan 29.



Tangan QO sakit akibat radiasi.

 

21

F.



Penanggulangan Hazard Control Eliminasi

 Cara ini mengharuskan penghilangan bahaya secara total. Karena tidak ada lagi  bahaya, kemungkinan kecelakaan menjadi nol. Aplikasi : mengganti tiang pengaman fender pada jembatan yang rusak agar  bisa digunakan sementara.

Substitusi

 Cara ini diambil untuk mengurangi tingkat bahaya. Sumber bahaya utama diganti dengan sesuatu yang kurang membahayakan. Aplikasi : mengganti kamera radiografi yang sudah berusia tua dengan kamera radiografi yang baru sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja..

Rekayasa Teknis

 Cara ini ditempuh dengan desain atau modifikasi hardware untuk mengurangi  potensi terjadinya kecelakaan akibat kerja Aplikasi : Dibuatkan pakaian kerja khusus untuk menghindari bahaya radiasi.

Rekayasa Administrasi

 Dicapai dengan melakukan perubahan prosedur untuk mengurangi potensi  bahaya. Aplikasi : Memasang rambu tanda radiasi pada kamera radiografi

 

22

Alat Pelindung Diri

 Melengkapi pekerja dengan alat pelindung untuk mengurangi keparahan jika terjadi peristiwa tak diinginkan. Berikut adalah alat keselamatan yang melekat pada seorang pekerja industri radiografi :

 1. Helm

Fungsi helm pengaman sudah jelas, untuk melindungi kepala dari jatuhan batu atau benda lainnya. Helm yang digunakan di terowongan agak berbeda dengan yang dipermukaan. Helm pekerja tambang bawah tanah memiliki tepi yang lebih melebar dengan cantelan di bagian depan untuk mengaitkan lampu kepala.

2. Lampu kepala

 Ketika pipa yang mengalami kerusakan berada pada daerah gelap, maka  penerangan yang memadai sangat diperlukan. Itu sebab, lampu kepala jadi wajib dikenakan. Lampu ini bisa bertenaga aki (elemen basah) atau batere (elemen kering) yang digantung di pinggang. Dibanding batere, aki memiliki

https://html2-f.scribdassets.com/8hn33szxxc479em2/images/22-be010cb909.jpghttps://html2-f.scribdassets.com/8hn33szxxc479em2/images/22-be010cb909.jpghttps://html2-f.scribdassets.com/8hn33szxxc479em2/images/22-be010cb909.jpghttps://html2-f.scribdassets.com/8hn33szxxc479em2/images/22-be010cb909.jpg

 

23

 beberapa kelemahan. Selain ukuran dan bobot aki yang lebih berat, cairan asam sulfat yang bocor dapat merusak pakaian.

3. Kacamata keselamatan

 Untuk orang berkacamata minus atau plus, disediakan lensa khusus sesuai dengan kebutuhan yang bersangkutan. Yang pasti, lensa ini tidak boleh terbuat dari kaca, karena jika terjadi benturan dan lensa pecah, serpihan kaca malah akan membahayakan penggunanya.

4. Respirator

 Respirator atau masker berguna untuk melindungi jalur pernapasan para  pekerja. Respirator yang digunakan adalah respirator khusus, jadi tidak sekedar kain kasa putih yang biasa digunakan untuk menangkal influenza. Respirator ini mesti memiliki filter yang dapat diganti-ganti. Penggunaan filter harus disesuaikan dengan keadaaan, apakah untuk menangkal debu atau gas  berbahaya.

5. Sabuk 

 Sabuk ini terutama digunakan sebagai cantelan berbagai alat keselamatan lain. Setidaknya ada dua alat yang melekat setia pada sabuk, aki/batere untuk lampu kepala dan self resquer. Sabuk juga dilengkapi kait di bagian belakang yang dapat digunakan untuk cantelan alat-alat tangan (kunci inggris, palu) atau senter.

8. Sepatu boot

 Dengan kondisi terowongan yang umumnya berlumpur, sepatu boot menjadi kebutuhan pokok. Sepatu pendek hanya akan menyebabkan kaki terbenam dalam lumpur. Sepatu boot ini juga mesti dilengkapi dengan sol berlapis logam dan lapisan logam untuk melindungi jari kaki.

 

24

9. Alat tambahan

Untuk pekerja yang melakukan tugas khusus, alat pelindung ini bisa bertambah. Untuk bekerja di ketinggian, pekerja memerlukan safety harness. Alat ini digunakan sebagai pelindung jatuh, agar ketika terpeleset, pekerja tetap tertahan dan tidak berdebam. Pekerja yang melakukan pengelasan, juga membutuhkan alat pelindung mata atau muka khusus.

G.



Cara Pencegahan Kecelakaan Pada Industri Radiografi a.



Kasus

 Seorang QO yang sudah cukup berpengalaman sedang melakukan  pekerjaan uji tak rusak dengan kamera radiografi industri di lokasi konstruksi. Sumber radioaktif yang digunakan adalah Ir-192, aktivitas sumber 1.400 GBq. Pada saat pekerjaan radiografi, QO tersebut tidak melakukan survey radiasi secara benar terlebih dahulu meskipun survey meter tersedia di lapangan. Suatu ketika QO menjadi kebingungan untuk memastikan apakah  posisi sumber Ir-

192 di “dalam” atau di “luar” kamera radiografi ketika dia

melakukan suatu tindakan yang mengakibatkan sumber macet menjadi pada  posisi yang tidak terproteksi. Dalam situasi yang demikian, dia terus saja melakukan kegiatan rutinnya, yaitu: memasuki daerah kerja, memindahkan film yang sudah disinar, mengatur kembali posisi kabel penuntun sumber (

 source guide tube

), dan memasang film baru. QO mengulang teknik radiografi hingga delapan kali dan ketika dia melihat hasil ekspos yang kedelapan dengan gambar (citra) yang terlalu hitam dibandingkan gambar sebelumnya maka dia menjadi sadar tentang apa yang sesungguhnya telah terjadi. Dalam situasi yang seperti ini, ternyata sumber Ir-192 tidak dapat kembali ke posisi tersimpan tepat di dalam kamera radiografi. Dengan kata lain, selama pekerjaan radiografi tersebut  posisi sumber tetap berada di luar kamera, yaitu pada

 source guide tube,

diperkirakan

 sekitar bagian ujungnya (

end of source guide tube

 atau

 

25

 source stop).

QO tidak segera memberitahu pihak manajemen perihal kejadian ini hingga dia mulai merasakan sakit. Tangan QO mulai menunjukkan tanda sakit 12 (dua belas) hari setelah terpapar radiasi tinggi (

over exposure

).

b.



Dosimetri

 Dosis yang tercatat pada dosimeter film sebesar 2,5 Sv yang dianggap sebagai dosis terhadap gonad perorangan. Tidak ada efek sindrom radiasi akut (seperti, mual, diare, muntah-muntah, efek darah yang signifikan) sesuai pemeriksaan. Berdasarkan hasil evaluasi film badge yang digunakan sebagai monitoring perorangan, maka perkiraan dosis maksimum pada jari tangan 220 Sv hingga 300 Sv.

c.



Penyebab

 Kecelakaan tersebut terjadi sebab QO tidak melakukan survey radiasi dengan benar atas setiap ekspos yang dilakukan.

d.



Akibatnya

 QO mulai merasakan sakit 12 (dua belas) hari setelah terpapar radiasi tinggi dan akibat rasa sakit yang semakin tidak tertahankan maka dia pergi berobat ke Rumah Sakit. Dari hari ke hari (hari ke14, ke19, ke-24, ke-27, ke-56, ke-102 hingga kira-kira 5 tahun setelah kejadian) terlihat tangan si korban mengalami perubahan yang semakin menderita. Jari tangan kiri dan kanan QO tersebut hampir semuanya diamputasi. Tangan si korban sangat sensitif terhadap panas maupun dingin dan menurut perkiraan, amputasi tambahan terhadap bagian tangan QO mungkin akan dilakukan lagi. Tindakan medik yang intensif sangat diperlukan selama beberapa tahun untuk maksud  pemulihan kesehatannya.

 

26

e.



Pencegahan

 Kecelakaan radiasi ini semestinya tidak akan terjadi apabila QO melalukan survey radiasi sesuai prosedur. Setiap selesai satu ekspos maka survey radiasi harus dilakukan untuk memastikan posisi sumber telah  berada di dalam kamera atau masih berada di luar kamera. Dosimeter yang dilengkapi dengan alarm sangat baik untuk digunakan oleh QO atau PO sebab survey meter tersebut dapat memberikan peringatan terhadap petugas tersebut tentang tingkat radiasi.

H.



Manajemen K3 dan Pencegahan Kecelakaan

Menurut George R Terry, manajemen merupakan sebuah proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan, melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumberdaya lainnya. Menurut Prajudi Atmosudirdjo fungsi manajemen meliputi: Planning, Organizing, Directing, atau Actuating dan Controlling.

a. Planning

 Fungsi perencanaan didalam manajemen hiperkes dan keselamatan kerja diperusahaan merupakan bagian integral dari dari perencanaan manajemen  perusahaan secara menyeluruh, yang dilandasi oleh komitmen/kesepakatan manajemen puncak. Perencanaan yang dimaksud meliputi antara lain : 1. Menyusun dan menetapkan sasaran yang hendak dicapai dan jangka waktu yang diperlukan untuk pencapaian sasaran tersebut. 2. Menyusun jadwal kegiatan sebagai berikut: - Kegiatan yang bersifat teknis seperti pengukuran lingkungan kerja baik faktor fisika maupun faktor kimia untuk disesuaikan dengan NilaiAmbang Batas (NAB), tinjauan atas laporan yang telah lalu untuk perbaikan dan pemeliharaan mesin-mesin produksi. - Kegiatan yang bersifat medis seperti pemeriksaan kesehatan pre karya (pre employement medical examination), merencanakan pemeriksaan kesehatan  berkala, pemeriksaan kesehatan khusus, penyuluhan yang berkaitan dengan

 

27

kesehatan kerja misalnya manfaat penggunaan alat pelindung diri, gizi kerja dan lain-lain. - Kegiatan yang berkaitan dengan pemantauan lingkungan. 3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan-pelatihan khususnya pelatihan yang bersifat terapan.

b. Organizing

 Organisasi atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Untuk kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja misalnya berdasarkan peraturan perundang-undangan (UU  No.1 tahun 1970) organisasinya adalah Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang keanggotaannya terdiri dari 2 unsur yaitu unsur  pengusaha dan  pekerja.3 Menurut D. Keith Denton (1982) mengemukakan pengorganisasian dalam bentuk bagian (department) sebagai berikut : 1. Bagian keselamatan kerja (Safety Department) bertugas antara lain: - Mengkaji dan menguji kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, - Mengkaji dan menguji sasaran keselamatan kerja dan kebijakannya, - Berperan serta didalam penyelidikan kecelakaan kerja, mengkaji laporan kecelakaan dan mengembangkan rekomendasi untuk upaya pencegahannya, - Memilah-milah dan atau mengisolir baik keadaan/kondisi lingkungan kerja yang tidak aman/tidak selamat maupun tindakan/perbuatan yang tidak selamat, serta melakukan upaya perbaikan-perbaikan, dan lain-lain. 2. Bagian kesehatan kerja (Medical Department) Mengacu pada program keselamatan kerja, kegiatan bagian kesehatan kerja antara lain: - Mengurangi kekerapan angka kehilangan jam kerja karena sakit. - Program kesehatan pencegahan, seperti pemeriksaan kesehatan berkala.

 

28

- Menyesuaikan kemampuan fisik tenaga kerja dengan kebutuhan pekerjaan. - Penelitian kesehatan melalui pemeriksaan kondisi lingkungan kerja tempat tenaga kerja melakukan pekerjaannya. 3. Bagian Pemadam Kebakaran (Fire Departement) 4. Pengawas Keselamatan dan produksi (Safety and Production Supervisors)11

c. Actuating

 Actuating merupakan pelaksaan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jenis kegiatan dan job description yang telah ditetapkan.

d. Controlling

 Fungsi pengawasan/pengendalian didalam manajemen hiperkes dan keselamatan kerja, merupakan fungi untuk mengetahui sampai sejauh mana  pekerja dan para pengawas/penyelia mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan kerja, keselamatan kerja dan pemantauan.

 

29

BAB IV

PENUTUP

 A.KESIMPULAN

1.Prinsip dasar dalam uji tak merusak ini adalah bahwa radiasi akan menembus benda yang diperiksa, namun karena adanya cacat dalam bahan maka banyaknya radiasi yang diserap oleh bagian-bagian pada bahan tidak sama. Dengan memanfaatkan sifat interaksi antara radiasi foton dengan  bahan seperti ini, maka radiasi dapat dimanfaatkan untuk memeriksa cacat yang ada di dalam bahan. Rongga maupun retak sekecil apapun dapat dideteksi dengan teknik radiografi ini.

 2.Manajemen K3 merupakan sebuah proses yang khas, terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai keselamatan dan kesehatan  para pekerja.

3.Kecelakaan radiasi kemungkinan besar tidak akan terjadi apabila pekerja melalukan survey radiasi sesuai prosedur. Setiap selesai satu ekspos maka survey radiasi harus dilakukan untuk memastikan posisi sumber telah  berada di dalam kamera radiografi atau masih berada di luar kamera radiografi.

 B.SARAN

Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dalam pengelolaan aplikasi yang berbasis iptek nuklir, khususnya pada industri radiografi. Kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi suatu perusahaan atau negara. Oleh karena itu, keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh manajemen perusahaan tetapi  juga dari unsur para pekerja.

 

30







DAFTAR PUSTAKA

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991.

 Manajemen keselamatan dan



kesehatan kerja.

[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo. Suma'mur .1991.

 Higene perusahaan dan kesehatan kerja.

Jakarta :Haji Masagung Suma'mur .1985.

 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan



×Close

Log In

Log In with Facebook
Log In with Google

or

Top of Form


Email:

Password:


Remember me on this computer



Bottom of Form




Top of Form


Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.


Bottom of Form

Need an account? Click here to sign up











Find new research papers in:











Ac

Tidak ada komentar:

Posting Komentar